ANALISIS PENGARUH FAKTOR IKLIM DAN KEBAKARAN HUTAN/LAHAN TERHADAP KONSENTRASI PM10 DI KOTA PEKANBARU SELAMA KURUN WAKTU TAHUN 2011-2015

Adi Candra, Thamrin Thamrin, Mubarak Mubarak

Abstract


Land/Forest Fire and Climate Factor Influence Analysis of PM10 Concentrations in Pekanbaru City during the 2011-2015 Timeframe have been done. The purpose of this study to find out how big the influence of climate and forest/land to PM10 concentration and its impact on aviation and incidence of Acute Respiration Infection (ARI) disease in Pekanbaru City during the period 2011-201. The method used in this research is secondary data survey method located in Pekanbaru City Air Laboratory, BMKG Pekanbaru, Pekanbaru City Health Office, PT. Angkasa Pura II Pekanbaru and LAPAN. Data were analyzed statistically and discussed descriptively. The population in this study is all of the data for PM10 and climatic factors Sukajadi station records and other data from relevant agencies. Sampling was done by using purposive sampling method that is a diary within 24 hours of the PM10 and climatic factors are summed and then taken the average monthly. so that the sample observations from the years 2011-2015 as many as 60 samples (12 samples in one year). The results showed that climatic factors and forest / land fires (hotspots) affect the concentration of PM10 in Pekanbaru City. From 7 (seven) variables analyzed finally obtained 3 (three) variable very significant influence. The concentration of PM10 also affects the aviation activity and the incidence of ARI in Pekanbaru. Based on the research results can be concluded that the factors that greatly affect the concentration of PM10 is the event of forest fire and land (hotspot) next rainfall and the last is the wind speed. The incidence of ARI and the aviation activity in Pekanbaru City is also influenced by PM10 concentration

Keywords


PM10; Climate factors; Hotspot; aviation activity; ARI; Pekanbaru.

Full Text:

PDF

References


Achmad Alvinsyah Rasyidi, Hastuadi Harsa, Rachmat Boedi Santoso., 2015, Penentuan Kolerasi Perubahan Kelembaban Relatif Terhadap Ketinggian Inversi dan Kualitas Udara Ambien di Kota Surabaya. Surabaya.

Alam Endah., 2013, 16 Arah Mata Angin dan Kompas http://pramukaria.blogspot.co.id. Diakses 28 Januari 2017.

Kurniasari Aisyah, Sutikno, I nyoman Latra., 2015, Pemodelan Konsentrasi Partikel Debu (PM10) pada Pencemaran Udara di Kota Surabaya dengan Metode Geographically-Temporally Weighted Regression. Surabaya.

Azan M., 2014, Kerjasama Indonesia –Malaysia Dalam Menangani Transboundary Haze Pollution (Study Kasus: Provinsi Riau). Pekanbaru

BPS Kota Pekanbaru., 2016, Pekanbaru Dalam Angka 2015. Pekanbaru.Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Riau., 2006, Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau. Pekanbaru.

Chandra, Budiman., 2010, Metode penelitian kesehatan (Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC)

CIFOR., 2001, Laporan Tahunan Penyebab dan dampak kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. http://www.cifor.org. Diakses 12 Februari 2017

Cifor., 2005, Mencari Solusi Penanganan Bencana Kebakaran di Asia Tenggara

Ebert. C.H.V., 1988, Disasters Violence of Nature and Threats by Man. Kendall/Hunt Publishing Company.

Dubuque. Iowa.Google Earth., 2015, Peta Lokasi Penempatan Alat Pemantau Kualitas Udara Ambien Kota Pekanbaru. Pekanbaru.

Hastono SP., 2007, Analisa Data Statistik. UI Press. Depok.

Ponco Ikhsan., 2008, Analisis Pencemaran Udara O3 dan PM10 Pada Bulan Terbasah dan Bulan Terkering (Studi Kasus: DKI Jakarta). Bogor.

Kartasapoetra., 2008, KLIMATOLOGI: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta

Kementerian Negara Lingkungan Hidup., 1997, Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997. tentang Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemaran Udara. Jakarta.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup., 1997, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-45/MENLH/10/1997. tentang Indeks Standar Pencemaran Udara. Jakarta.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup., 1999, Peraturan Pemerintah Nomor. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta.

Wiyono Kadri., 1992, Manual Kehutanan. Jakarta: Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

Kartasapoetra., 2008, Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. PT. Bumi Aksara. JakartaLembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN)., 2016, Peta Hotspot Indonesia bulan Agustus 2015. http://modis-catalog.lapan.go.id/monitoring/ (diakses 28Mei 2016)

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN)., 2016, Peta Hotspot Riau tahun 2014. http://modis-catalog.lapan.go.id/monitoring/ (diakses 28 Mei 2016)

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN)., 2016, Peta Hotspot Riau tahun 2015. http://modis-catalog.lapan.go.id/monitoring/ (diakses 28 Mei 2016)

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN)., 2016, Panduan Teknis –V.01. Informasi Titik Panas (Hotspot) Kebakaran Hutan/Lahan. Jakarta

Nachrowi. dan Hardius Usman., 2002, Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta; Rajawali Pers.Pekanbaru.go.id., 2016, Wilayah Geografis. http://www.pekanbaru.go.id/wilayah-geografis/. (diakses 24 Mei 2017)

Menteri Sekretaris Negara., 1987, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1987, Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Kampar.

Priyatno., 2012, Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Andi Publisher. Jakarta

Santoso S., 2001, SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara Profesioal. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Suryani AS., 2012, Penanganan Asap Kabut Akibat Kebakaran Hutan Di Wilayah Perbatasan Indonesia, Jakarta




DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jil.11.2.p.209-227

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan

License URL: Creative Commons Attribution 4.0 International License.