SIFAT FISIK GAMBUT PEDALAMAN PADA LABORATORIUM ALAM HUTAN GAMBUT SEBANGAU, KALIMANTAN TENGAH

Yonodius Paskalis Bay, Nina Yulianti, Suparno Suparno, Fengky Florante Adji, Zafrullah Damanik, Sustiyah Sustiyah

Abstract


Indonesia has the largest peat area in the tropical zone, which estimated about 21 million ha, with a percentage of 70% of the peat area in Southeast Asia and 50% of the world's tropical peatlands. This study aims to evaluate the physical properties of soil in each layer of soil and land cover in inland peat swamp forests in LAHG in Central Kalimantan. The research used the profile method (minipit) measuring 120 cm x 120 cm. Each location is given 3 plots on 2 (two) land cover  namely forest and burnt area. The research location is in LAHG. This research was conducted in July-December 2020. Samples were analyzed at the Banjarbaru Research and Development Laboratory. The parameters observed were bulk density, moisture content, fiber content, soil color, infiltration, and hydraulic conductivity. The research data were analyzed statistically by means of regression and correlation analysis. The results showed that the study of the physical properties of inland peat soil in the forest had bulk density ranging from 0.10 to 0.15 g / cm-3, moisture content 541.18-910.00%, fiber content 8-40%, infiltration -0 , 58-29.27 ml / hour, hydraulic conductivity 2.4-66.6 cm / hour with reddish black soil color. Whereas on burnt land, bulk density ranged from 0.10 to 0.15 g / cm-3, moisture content was 500.00-916.67%, fiber content was 12-52%, infiltration was -3.19-60.99 ml. / hr, hydraulic conductivity 2.4-30.6 cm / hr with dark black soil color. The study relationship pattern shows positive and negative.


Keywords


Burnt Land; Inland Peat; Sebangau; Soil Physics; Peat Swamp Forest.

Full Text:

PDF

References


Adyana. 2002. Pengembangan Sistem Usaha Tani Pertanian Berkelanjutan. Forum Penelitian Agroekonomi. 19 (2): 38-49.

Agus, F dan Suganda, H. 2006. Penetapan Hidrolik Konduktivitas Tanah dalam Keadaan Jenuh: Metode Lapang. Balai besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Agus, F. Dan Subiksa, I. G. M. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkugan. Balai Penelitian Tanah. Bogor. 36 hal.

Asmaranto R, Soemitro R.A.A, Anwar N. 2012. Penentuan Nilai Konduktivitas Hidrolik Tanah Tidak Jenuh Menggunakan Uji Resistivitas di Laboratorium. Jurnal Teknik Pengairan. 3(1):81-86.

Baird AJ, Surridge BWJ, Money RP. 2004. An Assessment of The Piezometer Method for Measuring The Hydraulic Conductivity of A Cladium Mariscus – Phragmites Australis Root Mat in A Norfolk (UK) Fen. Hydrological Processes 18: 275-291.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP). 2013. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jakarta.

Batubara, S.F. 2009. Pendugaan Cadangan Karbon dan Emisi Gas Rumah Kaca Pada Tanah Gambut Di Hutan Dan Semak Belukar Yang Telah Didrainase. Tesis. Program pascasarjana. Istitut pertanian bogor. 64 hal.

Dariah, A., E. Susanti, A. Mulyani, dan F. Agus. 2012. Faktor Penduga Karbon Tersimpan di Lahan Gambut. Hal. 213-223.

Dalam: Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan gambut Berkelanjutan. BBSDLP. Badan Litbang Pertanian.Bogor, 4 Mei 2012.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Cetakan ke 6.

Hikmatullah., H. Hidayat dan U. Suryana. 2012. Pemetaan Detail Tanah Gambut di Demplot Jabiren Kalimntan Tengah Mendukung Penelitian Emisi Karbon. Prosiding Seminar

Nasional Penelitian dan Pengenbangan Pertanian. Bogor. Mei 04, 2012.

Irawan, T. 2016. Infiltrasi pada Berbagai Tegakan Hutan di Arboretum.

Lewis C, Albertson J, Xu X, Kiely G. 2011. Spatial Variability of Hydraulic Conductivity and Bulk Density Along A Blanket Peatland Hillslope. Hidrol. Process. Doi: 10.1002/hyp.8252.

Najiyati, S.; Lili Muslihat dan I Nyoman N. Suryadiputra. 2005. Panduan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor.

Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut (Potensi dan Kendala). Kanisus. Yogyakarta.

Setiadi, I.C. 2016. Evaluasi Sifat Kimia dan Fisik Gambut dari Beberapa Lokasi di Blok C EKS-PLG Kalimantan Tengah. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

Subagyono, K., T. Vadari., dan I.P.G. Widjaja- Adhi. 1997. Strategi Pengelolaan Air dan Tanah pada Lahan Rawa pasang Surut : Prospek dan Kendala. Makalah disampaikan pada Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat Tanggal 4 s/d 6 Maret.

Suswati, D., B. Hendro, D. Shiddieq, dan D. Indra dewa. 2011. Identifikasi Sifat Fisik Lahan Gambut Rasau Jaya III Kabupaten Kubu Raya Untuk Pengembangan Jagung. Jurnal Perkebunan dan LahanTropika, 1: 31- 40.

Suwondo, S., Sabiham., Sumardjo., dan B paramudya. 2010. Efek Pembukaan Lahan Terhadap Karakteristik Biofisik Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Kabupaten Bengkalis. Jurnal natur indonesia, 14 (2): 143-149.

Utaya S. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik Tanah dan Kapasitas Infiltrasi Di Kota Malang. Forum geografi. Malang.

Yuliani, N. 2014. Teknologi Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Pertanian. Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi” Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan : 361-373.

Wahyunto dan B. Heryanto. 2005. Sebaran Gambut dan Status Terkini di Sumatera. Dalam CCFPI. 2005.

Prosiding Lokakarya Pemanfaatan Lahan Gambut secara Bijaksana untuk Manfaat Berkelanjutan. Pekanbaru. 31 Mei - 1 Juni 2005.

Wetlands International -Indonesia Programme.

Wibowo A. 2009. Peran Lahan Gambut dalam Perubahan Iklim Global. Jurnal Tekno Hutan Tanaman. 2(1): 19-26.




DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jil.15.2.p.216-233

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Pascasarjana Universitas Riau

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.